Sejak Agustus 2021 hingga Februaru 2022 pembayaran dari PERTAMINA macet. Mulai dari ongkos sewa mobil sampai filling fee SPBE belum dibayarkan. Dan yang menjadi rekanan Pertamina sudah mulai mengeluh. Dimana keuntungan yang hanya 10% tetapi pembayaran sangat lama dan tidak ada waktu yang pasti kapan akan dibayarkan. Baru-bau ini seorang peneliti senior Salamuddin Daeng menilai bahwa kinerja keuangan Pertamina memburuk, hal ini disebutkan menurut Salamuddin kontradiksi utama dalam laporan keuangan terlihat dari keuntungan yang menurun drastis, sementara utang meningkat drastis.
Bahkan Salamuddin mengatakan bahwa Pertamina tersandera oleh berbagai proyek bikinan kekuasaan mulai dari proyek kilang yang gagal, hingga terakhir mega proyek solarisasi sawit dan grasifikasi batubara. Dan sisebutkan bahwa dua proyek terakhir akan sangat menguras kantong Pertamina yang harus membeli minyak sawit sebagai bahan baku pencampur solar senilai kurang lebih Rp 100 Triliun dan harus membeli batubara sebanyak 100 juta ton atau senilai Rp 150 triliun bagi grafikasi batubara.
Dikatakan bahwa ini uang besar bagi pendapatan oligarki sawit dan batubara. Dan uangnya didapat tidak lain adalah dari utang. Dan Pertamina adalah perusahaan yang paling aktif berutang dalam 4 tahun terakhir. Dan dikatakan juga, Presiden Jokowi menunjuk Nicke Widyawati sebagai Dirut Pertamina yang merupakan pejabat dari PLN. Utang di masa itu sangat fantastis dan tak akan bisa terbayar sampai kapan pun.
Utang pertamina berkembang sangat pesat. Pada Desember 2020 utang Pertamina sebesar 37,89 USD, pada tahun 2019 sebesar 35,86 miliar USD, tahun 2018 sebesar 35,10 miliar USD dan tahun 2017 sebesar 30,42 miliar USD. Dalam kurun waktu kurang dari lima tahun utang Pertamina sejak Direktur Nicke Widyawati meningkat 10,42 miliar USD atau setara dengan Rp150 triliun. Sebagian besar berasal dari utang komersial dalam bentuk global bond. Pertamina mengalami penurunan keuntungan secara konsisten sejak 2017.
Dan di prediksi jika melihat perkembangan dari berbagai sisi saat ini diperkirakan Pertamina akan mengalami kerugian. Laporan keuangan Pertamina jika tidak terlambat akan keluar dibulan maret atau April nanti. Dan biasanya Pertamina akan terlambat mempublikasikan laporan keuangan dan banyak pengamat yang memprediksi Pertamina akan mengalami kerugian.
Halaman Pertama Mesin Pencari: Apakah Peringkat #1 Selalu yang Terbaik?
26 Maret 2025 | 49
Dalam era digital saat ini, kehadiran di halaman pertama mesin pencari seperti Google menjadi impian setiap pemilik situs web. Segala upaya diinvestasikan untuk meraih peringkat tertinggi, ...
Tes Online Kepribadian Berdasarkan Warna: Apa Warna Kepribadianmu?
18 Maret 2025 | 42
Dalam dunia yang penuh warna, ternyata setiap warna memiliki makna dan pengaruh tersendiri terhadap kepribadian kita. Pengetahuan ini telah memunculkan fenomena menarik, yaitu Tes Online ...
Mencari Kebahagiaan di Tengah Rutinitas Kerja: Pengalaman Karyawan Bandung
2 Agu 2024 | 137
Dalam dunia kerja yang semakin kompleks dan penuh tantangan, mencari kebahagiaan bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan beberapa strategi dan mindset yang tepat, kita dapat menciptakan ...
Strategi Terbaik untuk Menjaga Reputasi Bisnis di Dunia Maya yang Penuh Tantangan
28 Apr 2025 | 23
Di era digital saat ini, menjaga reputasi bisnis di internet menjadi semakin penting. Dengan berbagai platform sosial dan forum online, suara pelanggan dapat terdengar lebih keras dari ...
Testimoni Pelanggan Sewa Mobil Banyuwangi
31 Jan 2019 | 1692
Testimoni Pelanggan Menggunakan Jasa Rental mobil Banyuwangi - Sewa mobil, Go transport Banyuwangi dalam melayani banyak pelanggan dalam perjalanannya di berbagai tempat di ...
Dampak Komentar Negatif di Media Sosial terhadap Kepercayaan Publik
29 Apr 2025 | 34
Dalam era digital saat ini, media sosial telah menjadi platform penting untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan membangun reputasi. Namun, dampak reputasi online buruk dari komentar ...